ARA adalah Auto Reject Atas dan ARB adalah Auto Reject Bawah, keduanya mendefinisikan batas-batas pergerakan harga harian saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menentukan bahwa kenaikan atau penurunan harga saham dalam sehari dibatasi sampai persentase yang telah ditentukan sesuai dengan fraksi harga sahamnya, sehingga harga saham tidak akan terlalu jatuh atau terbang tinggi dalam satu hari saja (Berbeda dengan cryptocurrency yang saat ini tidak memiliki regulasi tentang harga harian sehingga kenaikan dan penurunan harga pada bursa crypto bisa saja melampaui 50% dalam sehari). Apabila harga saham bergerak melampaui persentase harian tertentu, maka akan ada penolakan otomatis oleh JATS (Jakarta Automated Trading System; sistem market terkomputerisasi yang diterapkan di Bursa Efek Indonesia).
Misalnya, harga saham BIPI (PT Benakat Integra Tbk) adalah Rp70 per lembar saham. Maka batas ARA (Auto Reject Atas) pada hari tersebut adalah 35%-nya, atau naik 25 poin menjadi Rp95 per lembar. Sedangkan batas ARB (Auto Reject Bawah) pada hari tersebut juga 35%-nya, atau turun 25 poin menjadi Rp45 per lembar.
Contoh yang lain, saham ELSA harganya Rp410, maka batas ARA 25% atau Rp512, sedangkan ARB-nya di harga Rp307. Sedangkan untuk TPIA yang harganya lebih dari Rp5000 per lembar saham, maka batas ARA dan ARB nya adalah 20% saja.
Selain itu, apabila saham Anda mengalami ARB sekalipun, nilainya dijamin tidak akan pernah nol karena BEI akan berusaha melindungi nasabah/investor dengan batas harga terendah sebesar Rp50 per saham.
Kapan Saham ARA?
Terdapat saat-saat tertentu ketika saham biasanya mencapai ARA di Bursa Efek Indonesia. Saat-saat itu adalah:
1. Penawaran Publik Perdana (Initial Public Offering/IPO).
2. Cum Date, yaitu tanggal terakhir untuk memiliki saham dan turut mendapatkan hak atas aksi korporasi yang dilakukan suatu emiten salah satu contohnya adalah pembagian deviden
3. Rilis berita menggembirakan seputar akuisisi, ekspansi dan proyek baru
4. Rilis Laporan Keuangan dan Annual Report. Dengan catatan, hasilnya memuaskan alias laba.
ARA Dan ARB Ketika Saham IPO
Untuk batas Auto Reject saham IPO, perlu diketahui beberapa hal:
1. Ditentukan khusus Auto Reject saham IPO diperbolehkan 50% di hari pertama.
2. Kebanyakan saham IPO memang ARA, tetapi ada kecenderungan apabila saham BUMN IPO maka ada yang malah nyaris ARB (Auto Reject Bawah) di hari pertama, seperti saat IPO PPRE.
3. Tersentuhnya batas ARA atau ARB menunjukkan minat masyarakat pada suatu saham dalam satu hari.
4. IPO yang sukses adalah IPO yang ARA. Bandar pada saham IPO bertugas sejak periode Book Building.
Book Building adalah mekanisme dimana underwriter sebuah saham menentukan harga penawaran perdana sebuah saham yang didasarkan kepada seberapa besar permintaan investor akan saham tersebut. Pada proses inilah tugas pertama Bandar dilakukan. Bandar bertugas untuk mengatur agar IPO dapat berlangsung sesuai dengan keinginan.
IPO yang sukses ditandai dengan adanya oversubscribed yang tinggi pada saat Book Building saham tersebut. Oversubscribed yang tinggi berarti pada harga yang telah ditentukan, permintaan akan saham tersebut tetap tinggi, bahkan sangat tinggi sampai permintaan biasanya berkali-kali melampaui jumlah saham yang tersedia, sehingga investor yang memesan sejumlah saham, hanya akan mendapat sebagian kecil dari jumlah yang ia pesan.
Hal ini boleh jadi menimbulkan pertanyaan, apakah saham IPO boleh digoreng? Ya, diperbolehkan sebagai salah satu pemikat investasi. Namun, apakah sebuah saham boleh terus-menerus digoreng hingga ARA? Jawabannya; tidak boleh! Ada aturan dari OJK untuk melindungi investor dari praktek cornering saham. lagi pula aksi cornering (goreng-menggoreng) juga bertentangan dengan prinsip trading syariah
0 Comments:
Posting Komentar